Bagian-Bagian Mesin

17.14




Bagian-bagian Mesin Yang Bergerak

1. Piston, Fungsi piston atau torak yaitu menerima tekanan gas dari hasil pembakaran yang kemudian diteruskan ke crankshaft melalui batang piston (connecting rod). 


2. Katup, Fungsi katup atau klep yaitu untuk membuka dan menutup saluran masuk dan saluran buang pada ruang bakar. Katup pada mesin memiliki jumlah yang berbeda-beda namun jenis katup semuanya sama yaitu katup masuk dan katup buang, dimana katup masuk berada pada saluran masuk dan katup buang berada pada saluran buang.

3. Rocker Arm, atau yang lebih familier disenut dengan kuku macan berfungsi untuk mendorong katup agar terbuka. Sedangkan cara kerjanya rocker arm akibat adanya dorongan dari tonjolan pada poros bubungan (Chamshaft). 
4. Crankshaft atau poros engkol berfungsi untuk merubah gerak naik turun piston menjadi gerak putar yang disalurkan ke flywheel untuk memutarkan poros input transmisi dan disalurkan kesetiap roda sebagai tenaga penggerak kendaraan
5. Camshaft (poros bubungan), Berbeda dengan crankshaft, camshaft merupakan poros yang bentuknya sedikit lebih kecil disbanding poros engkol, karena bentuknya yang kecil, poros bubungan ini berfungsi sebagai pembuka dan penutup katup. 



Bagian-bagian Mesin Yang Tidak Bergerak

1. Blok Silinder (Cylinder Block), Berfungsi sebagai tempat piston bekerja naik turun pada lubang silinder untuk menghasilkan tenaga. 

2. Kepala Silinder (Head Cylinder) adalah komponen yang menopang kerja komponen katup, pada kepala silinder terdapat beberapa komponen diantaranya yaitu saluran masuk, saluran buang, water jacket, lubang busi / injector. 
3. Panci oli (Oil Pan) berfungsi sebagai wadah oli yang terletak pada bagaian paling bawah mesin, dibagian bawah panic oli terdapat baut pembuang oli yang berfungsi sebagai kran pembuangan oli.



4. Saluran masuk berfungsi sebagai jalur masuknya campuran udara dan bahan bakar kedalam ruang bakar. 

5. Saluran buang pada mesin berfungsi sebagai saluran pembuangan sisa-sisa pembakaran yang berasal dari ruang bakar, saluran ini sangat panas oleh karena itu biasanya saluran exhaust dilapsi oleh plat khusus yang berfungsi melindungi komponen ini agar tidak membahayakan bagi para teknisi.












Sumber;

COLLISION (Tubruk Kapal)

16.03




Definisi Collision (Tubrukan Kapal)

Salah satu risiko pelayaran adalah tubrukan kapal. Tubrukan kapal dapat berupa tubrukan head to head, berupa singgungan kapal, maupun tubrukan kapal dengan benda-benda tidak bergerak, maupun makna-makna lainnya. 
Di dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Bab VI mengenai Tubrukan Kapal pasal 534 disebutkan, “Tubrukan kapal berarti terjadi benturan atau sentuhan kapal yang satu dengan yang lainnya”. Terlepas dari banyaknya kasus-kasus tubrukan yang terjadi, masalah ini sebenarnya telah diatur di dalam konvensi sendiri yang mengatur upaya pencegahan tubrukan di laut.
Tubrukan kapal disebabkan karena suatu kejadian yang tidak disengaja (accidental) atau yang disebabkan keadaan terpaksa (force majeure).

Peraturan Internasional Tentang Tubrukan Kapal

Peraturan internasional pertama yang mengatur pencegahan tubrukan dikenal dengan nama COLREG 1960, yang pertama kali diadopsi tahun 1960. Di tahun 1972, International Maritime Organization (IMO) menyetujui pengadopsian COLREG baru yang bernama Convention on the International Regulations for Preventing Collision at Sea 1972. Konvensi ini kemudian dikenal dengan nama COLREG 1972 dan secara resmi berlaku tahun 1977. Konvensi ini diratifikasi oleh Indonesia melalui Kepres no. 50 tahun 1979. Sejak pemberlakuannya COLREG telah mengalami sejumlah perubahan berturut-turut tahun 1981, 1987, 1989, 1993, dan 2001.

Tuntutan Ganti Rugi

Tuntutan ganti rugi dapat dilakukan di;
1. Pengadilan tempat tinggal atau tempat bisnis tergugat
2. Pengadilan dimana kapal itu ditahan atau kapal lain milik tergugat ditahan
3. Pengadilan dimana tubrukan itu terjadi, apabila tubrukan terjadi dibatas pelabuhan atau di perairan teritorial suatu negara

Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan

Beberapa hal yang menyebabkan kecelakan diatas kapal yang membahayakan keselamatan pelayaran :

1. Faktor Manusia merupakan faktor yang paling besar yang antara lain meliputi;
    - Kecerobohan didalam menjalankan kapal
    - Kekurang mampuan awak kapal dalam menguasai berbagai permasalahan yang 
      mungkin timbul dalam operasional kapal
    - Secara sadar memuat kapal secara secara berlebihan
2. Faktor Teknis 
Faktor teknis biasanya terkait dengan kekurang cermatan didalam desain kapal, penelantaran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan kapal atau bagian-bagian kapal yang menyebabkan kapal mengalami kecelakan.
3. Fakor Alam
Faktor cuaca buruk merupakan permasalahan yang sering kali dianggap sebagai penyebab utama dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang biasanya di alami biasanya adalah badai, gelombang yang tinggi yang di pengaruhi oleh musim/badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas.

Dalam suatu kecelakaan kapal tentu saja juga akan sangat berhubungan dengan unsur keselamatan pelayaran dimulai dari keselamatan kapal yang merupakan faktor internal hingga faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Faktor keselamatan
Keselamatan adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan kelistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan termasuk radio elektronik kapal yang dibukukan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan.
b. Faktor kelaiklautan
Kelaikautan yaitu suatu kondisi yang ditentukan oleh kondisi keselamatan kapal dan faktor-faktor pengawakan, pemuatan, pencegahan pencemaran laut dari kapal, kesehatan dan kesejahteraan awak kapal dan penumpang serta status hukum kapal.
c.  Faktor keselamatan berlayar
Keselamatan berlayar yaitu suatu kondisi yang ditentukan oleh kondisi kelaiklautan kapal dan fator-fktor di luar kapal yang bersifat pencegahan musibah atau kecelakaan yaitu faktor kenavigasian (perambuan atau sarana bantu navigasi pelayaran, dalam telekomunikasi pelayaran atau stasiun radio pantai dan fasilitas penuunjangnya serta informasi cuaca dan meteorologi), alur pelayaran dan tata cara berlalu lintas kapal, pemanduan dan penundaan kapal serta salvage dan pekerjaan di bawah air.
d. Faktor keselamatan pelayaran 
Keselamatan pelayaran yaitu suatu kondisi yang dapat diwujudkan apabila kondisi keselamatan berlayar telah dapat dipenuhi dan dilengkapi dengan tersedianya kamampuan untuk menanggulangi musibah atau kecelakaan termaksud bantuan 40 pencarian, pertolongan serta penanggulangan pencemaran lingkungan laut. Permasalahan aturan kelaikan kapal juga menjadi salah satu faktor penting didalam kegiatan pelayaran. Indonesia merupakan negara dengan wilayah laut yang memiliki keunikan tersendiri sheingga pada sektor perhubungan laut, permasalahan kelaikan kapal menjadi hal yang penting. Kondisi kapal harus memenuhi persyaratan material, konstruksi bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan 14 radio atau elektronika kapal dan dibuktikan dengan sertifikat, tentunya hal ini setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.
 











Sumber :

https://dimensipelaut.blogspot.com/2019/02/pengertian-collision-tubrukan-kapal.html
https://samuelbonaparte.com/blog/2016/08/14/tentang-tubrukan-kapal/
http://repository.unimar-amni.ac.id/2238/1/BAB%20II.pdf