Luka Bakar adalah
luka / kerusakan pada jaringan kulit (bisa sampai otot, tulang) karena kontak
(berhubungan) dengan sumber panas yang disebabkan oleh air/uap panas, arus
listrik, bahan kimia, radiasi dan petir yang mengenai kulit.
Penyebab Luka Bakar :
·
Cairan panas (air, minyak, kuah)
·
Api (bensin, minyak tanah, gas LPG)
·
Listrik (voltage tinggi, Petir)
·
Zat kimia (asam, basa, kosmetik)
·
Radiasi (matahari, radioterapi, BOM)
Akibat Luka Bakar :
·
Keruksakan kulit
·
Infeksi
·
Kehilangan cairan, elektrolit, protein
·
Gagal ginjal
·
Gagal napas
·
Gangguan lambung
·
Kerusakan darah
TANDA DAN GEJALA
Menurut Wong and Whaley’s 2003, tanda dan gejala pada luka bakar
adalah :
1. Grade
I
Kerusakan pada
epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan,
nyeri sekali,
sembuh dalam 3 - 7 hari dan tidak ada jaringan parut.
2.
Grade II
Kerusakan pada
epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian
dalam),
terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem
sub kutan
(adanya penimbunan dibawah kulit), luka merah dan basah,
mengkilap,
sangat nyeri, sembuh dalam 21 - 28 hari tergantung komplikasi
infeksi.
3.
Grade III
Kerusakan pada
semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah
keputih-putihan
(seperti merah yang terdapat serat putih dan merupakan
jaringan mati)
atau hitam keabu-abuan (seperti luka yang kering dan
gosong juga termasuk
jaringan mati), tampak kering, lapisan yang rusak
tidak sembuh
sendiri (perlu skin graf).
Ukuran
Ukuran luka bakar ditentukan berdasarkan persentase dari luas permukaan tubuh (LPB) yang terkena luka bakar sebagian atau
seluruh lapisan kuli. Luka bakar derajat satu hanya menunjukkan warna
merah dan tidak melepuh tidak termasuk kedalam perkiraan ini Kebanyakan
luka bakar (70%) mengenai kurang dari 10% LPB.
Selain kedalaman kerusakan
kulit, tingkat keparahan luka bakar juga bisa diukur dari luas area yang
terbakar. Perhitungan persentase area permukaan kulit yang terbakar pada orang
dewasa terdiri dari :
- Area
kepala: 9%
- Dada:
9%
- Perut:
9%
- Punggung
dan bokong: 18%
- Setiap
lengan: 9%
- Setiap
tungkai: 18%
- Daerah
kelamin: 1%
Sebagai contoh,
jika luka bakar terjadi pada kedua tungkai, area kelamin, dada dan perut, maka
total luas area luka bakar tersebut adalah 55%. Jika luas permukaan luka bakar
melebihi 20%, tubuh akan mengalami kekurangan cairan sehingga dapat menimbulkan
turunnya tekanan darah hingga syok.
Lokasi luka bakar juga turut menentukan
tingkat keparahannya. Contohnya, jika mengalami luka bakar di wajah, hidung,
mulut, dada, atau leher, seseorang dapat mengalami gangguan pernapasan. Hal ini
terjadi karena peradangan pada saluran pernapasan, sehingga menghambat jalan
napas.
Asosiasi
Luka Bakar Amerika merancang suatu sistem klasifikasi, pada sistem ini, luka
bakar diklasifikasikan menjadi berat, sedang, dan ringan. Keadaan ini dinilai
berdasrkan sejumlah faktor, di antaranya adalah luas permukaan total tubuh yang
terkena, adanya luka bakar pada bagian tubuh tertentu, usia penderita, dan
cedera lain yang terkait. Luka bakar ringan pada umumnya dapat
diatasi di rumah, luka bakar sedang biasanya dapat diatasi di rumah sakit, luka
bakar berat harus ditangani di pusat perawatan khusus luka bakar
PERTOLONGAN PERTAMA PADA PASIEN DENGAN LUKA
BAKAR
a. Segera
hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan menyelimuti
dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen pada api
yang menyala
b.
Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda
lain yang membuat efek Torniket, karena jaringan yang terkena luka bakar akan
segera menjadi oedem
c.
Setelah sumber panas dihilangkan rendam
daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir selama
sekurang-kurangnya lima belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan
yang terpajan suhu tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga
destruksi tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah
yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama sehingga
kerusakan lebih dangkal dan diperkecil.
d.
Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai
untuk luka bakar yang lebih luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak
seharusnya diberikan langsung pada luka bakar apapun. 9
e.
Evaluasi awal
f. Prinsip
penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat trauma yang
lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang diikuti dengan
pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada survey sekunder
Sumber :